Valentine’s Day, Asal Usul dan Festival Pemujaan Setan

Di Indonesia, yang mayoritasnya memeluk agama Islam, perayaan Valentine’s Day mulai membudaya di kalangan masyarakat kita khususnya dikalangan kawula muda, sekitar akhir tahun 1980-an berbarengan dengan munculnya televisi-televisi swasta yang banyak mengupas dan menayangkan berita ataupun film-film yang bertemakan perayaan tersebut. Sejak itulah, perayaan Valentine’s Day digandrungi oleh para generasi muda, sebagai akibat dari penetrasi budaya asing yang masuk lewat pemberitaan berbagai media baik cetak maupun elektronik.


Perayaan ini pun dikenal oleh mereka sebagai perayaan hari kasih sayang, yang menurut mereka adalah moment yang paling tepat untuk mengungkapakan perasaan cinta dan kasih sayang kepada orang-orang yang dekat di hati. Perayaan ini biasanya dilaksanakan di kafe-kafe, hotel-hotel atau tempat-tempat yang romantis, di mana setiap pasangan memberikan hadiah berupa kue coklat atau bunga yang bertuliskan ‘I wish you will be my valentine’ kepada yang lain.

Yang lebih mengejutkan, ada beberapa acara yang sering digelar diberbagai tempat rahasia di Metropolitan, belakangan ini, pesta perayaan Valentine’s Day dirayakan dengan perbuatan-perbuatan yang amoral dan jauh dari temanya itu sendiri. Banyak kita dapatkan di pemberitaan televisi maupun koran-koran sekelompok anak muda yang menghabiskan malam perayaan tersebut dengan pesta seks dan narkoba.

Sejarah Asal Mula Valentine’s Day

Menurut the CuttingEdge Ministries, Valentine’s Day – adalah festival pagan yang mendorong gairah cinta penuh nafsu (dan nafsu birahi fisik).

Valentine’s Day dirayakan tepat 13 hari setelah Imbolg, (Imbolg adalah festival Celtic kuno yang terkait dengan penyembahan dewi Brigit, diadakan setiap tanggal 1 atau 2 Pebruari setiap tahunnya dalam rangka menandai awal musim semi. Imbolg juga dirayakan oleh orang kafir modern) yang menunjuk nomor ’13 ‘, yaitu angka Setan si pemberontak ekstrim. Sementara kebanyakan orang memahaminya hari tersebut merupakan waktu untuk memuliakan istri atau kekasih Anda, sebenarnya perayaan ini merupakan celupan dari ajaran paganisme.

Perhatikan dewa okultisme yang disamarkan namanya di Hari Valentine:

1. Cupid, menurut paganisme adalah anak Venus, sebenarnya anak Tammuz, anak Semiramis.

2. Venus, putri Jupiter, sebenarnya adalah Semiramis sendiri. Jupiter adalah dewa kepala, dewa matahari – Nimrod, suami Semiramis ‘, dianggap sebagai dewa matahari dalam Misteri Babilonia.

Simak apa yang dijelaskan seorang penulis pagan yang menggambarkan Pebruari, nama bulan dimana Hari Valentine jatuh.

“Nama bulan ini berasal dari dewi Romawi Februa dan St Febronia (dari febris, demam cinta) Dia adalah pelindung gairah cinta … ritual orgiastic [pesta pora, (di Yunani kuno) ritual agama esoterik, terutama dalam penyembahan Demeter atau Dionysus, dicirikan kemudian dengan pesta-pora oleh tarian, nyanyian dan minum-minuman dengan meriah. ] dirayakan pada tanggal 14 Pebruari – Diperingati sebagai Hari St Valentine – ketika, di zaman Romawi, orang muda menuliskan nama pasangan wanita mereka …

Valentine’s Day adalah waktu yang jelas untuk melihat ke dunia lain, yang diekspresikan melalui festival pensucian. Pada tanggal 1 Pebruari adalah perayaan hari lintas kuartal, atau festival api (Imbolc) festival penyucian. Hal ini diikuti pada hari kedua oleh rekan Kristen, Candlemas, sebagai hari pemurnian Perawan Maria. ” ["The Pagan Book of Days", Nigel Pennick]
Velentine’s Day dan Kristen Katolik Roma

Agama Kristen Katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Dan pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
Hari raya Valentine’s Day ini kemudian dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus ritual yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Valentine’s Day Festival Pemuja Setan dan Misi Penghancur Agama Samawi

Valentine’s Day yang dirayakan setiap tanggal 14 Pebruari tersebut menurut kami sebenarnya merupakan hasil upaya kelompok pemuja Setan untuk menginfiltrasi dan merusak semua agama samawi, dan agama Islam merupakan benteng terakhir yang menjadi batu sandungan Illuminati dalam merealisasikan rencananya. Sebagaimana disebutkan dalam salah satu tujuan dari tujuh tahapan yang hendak di capai dalam rangka menguasai dunia adalah “Menghapuskan konsep agama yang menyembah Tuhan menjadi pemujaan terhadap “reason” – rasionalisme.”

Tulisan Barry Chamish berjudul The Deuthsch Devils memberikan gambaran yang jelas mengenai hal tersebut.

“Frankfurt pada waktu itu merupakan kantor pusat Jesuit, Adam Weishaupt, pendiri Illuminati, demikian pula raja finansial Rothschild Brothers’. Frankfurt merupakan tempat kelahiran Illuminati maupun kekaisaran Rothschild. Ketika Jacob Frank memasuki kota Frankfurt, aliansi antara Adam Weishaupt dengan Rothschild telah dimulai. Weishaupt menyediakan sumber-sumber daya berkenaan dengan perseketun rahasia dari Ordo Jesuit, sementara Rothschild menyokong dana keuangannya. Apa yang belum lengkap adalah cara-cara untuk untuk menyebarkan agenda Illuminati dan oleh karena itu mereka perlu untuk mengikutsertakan para pengikut Frankis ke dalam jaringan mereka sebagai agen yang disusupkan kedalam dunia Kristen serta dunia Islam.” 

Dan kita saksikan dewasa ini banyak dari mereka yang mengaku beragama Islam akan tetapi berpola pikir dan bertindak secara sekuler. Mengapa demikian? Karena Protokol Zion yang merupakan cetak biru Illuminati berhasil dimasyarakatkan secara global dan mewarnai serta mempengaruhi kehidupan di segala bidang, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan militer. Menurut Leland Lehrman Protokol Zion tidak hanya asli, tetapi juga merupakan sebuah bagian yang berurutan dari Masonic, Supremasi Yahudi dan tulisan-tulisan Luciferian yang berlanjut sampai dengan hari ini.

Dalam Bab I Protokol Zion yang merupakan Doktrin Dasar kita temukan ungkapan seperti ini:

“Perhatikanlah hewan-hewan yang diberi alkohol, yang dibuat lena oleh minuman itu, di mana hak pemakaian luar biasa minuman beralkohol itu tiba bersamaan dengan datangnya kebebasan. Jalan ini bukan untuk kita dan bukan pula milik kita untuk ditempuh. Rakyat-rakyat Goyim dibuat terlena oleh minuman beralkohol ini. Para pemuda mereka telah dibodohi oleh klasikisme sejak awal kebejatan ini, yang telah dirayu oleh agen-agen khusus kita – oleh tutor-tutor, antek-antek, …”

dan dalam Bab IX mengenai re-edukasi dinyatakan sbb:

“Sudah kita kelabui, buat kagum, dan rusak para pemuda Goyim dengan cara membesarkan mereka di dalam prinsip-prinsip dan teori-teori yang menurut kita sebenarnya adalah salah, meski semua yang kita tanamkan pada mereka itu dirancang oleh kita.” [bab ix, re-edukasi] 

Maka dari itu tepatlah apa yang dinyatakan Aloysius Fozdyke bahwa Kita sedang memasuki Zaman Setan, Zaman Api dan Kami berharap untuk memerintahnya dan kesenangan yang akan datang! Generasi kita telah datang dan pergi dengan tujuan ini dan rencana kami mulai membuahkan hasil. Memang, kita hampir bisa terbuka seperti yang kita suka karena tidak ada istilah kembali berbalik dan setiap hari kita tumbuh lebih kuat. Para gembala perlu domba gembalaan dan kami akan tetap menyuapi mereka dengan kebohongan-kebohongan: filsafat maggot-ridden yang merusak …

Di samping itu perlu juga kita renungkan ternyata Valentine’s Day mengandung makna politik, khususnya untuk umat Islam sebagaimana dinyatakan juru dakwah dari Malaysia Zulkifli Nordin di dalam kasetnya berjudul ‘MURTAD’:

“VALENTINE” adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari ‘kasih sayang’ kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol.
Pandangan Islam Terhadap Velentine’s Day

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mengikuti begitu saja sesuatu yang jelas-jelas bukan bersumber dari ajaran Islam ?. Mari kita renungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

” Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (QS Al-Isra 17 : 36) 

Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera (mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan (bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.

Oleh karena itu agama Islam melarang tasyabbuh yaitu sikap meniru perilaku orang kafir. Dalam kaitan ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan kepada kita semua dengan sabdanya:” Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.

Sikap Beberapa Negara Islam terhadap Valentine’s Day

Pemerintah Arab Saudi sudah minta penjual bunga dan toko barang-barang cindera mata untuk mencabut perayaan Valentine’s Day. Menurut pemerintah, perayaan seperti itu suatu dosa, demikian dikutip media Saudi Gazette.

“Sebagai Muslim, sebaiknya kita tidak seharusnya merayakan suatu perayaan yang tidak islami, terutama ini, yang mendorong hubungan-hubungan mesum antara para pria dan perempuan tanpa menikah, ” ujar Al-Dossari Syekh Khaled, seorang sarjana Muslim Saudi sebagaimana dikutip Saudi Gazette.

Setiap tahun, pejabat Komisi Kebajikan dan Asusila Kerajaan bergerilya merazia toko-toko yang menjual bunga Valentine’s dan aksesorisnya. Biasanya, ini dilakukan beberapa hari menjelang tanggal 14 Februari, hari di mana dirayakan perayaan itu.

Aparat biasanya segera meminta mereka untuk menyingkirkan bunga mawar merah, kertas pembungkus merah, kotak hadiah dan boneka teddy bear.

Meski demikian, penjualan aksesoris seperti ini masih berjalan secara gelap. Di musim seperti ini, biasanya, bunga mawar dijual di pasar gelap Saudi lima riyal hingga 30 riyal.

“Kadang-kadang kami mengantarkan buket di pertengahan malam atau pagi-pagi benar, untuk menghindari kecurigaan,” kata satu orang tukang bunga kepada koran setempat.

Di Kuwait, pihak anggota parlemen Kuwait dari kalangan islam meminta pemerintah Kuwait memberlakukan larangan perayaan Valentine’s Day di negeri itu. Mereka menganggap perayaan Valentine tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan hanya mengedepankan aktivitas-aktivitas yang bertentangan dengan susila.

“Kami menyerukan menteri perdagangan untuk menunjukkan otoritasnya dengan melarang perayaan hari Valentine, yang merupakan budaya asing bagi masyarakat kita dan bertentangan dengan ajaran serta nilai-nilai agama kita, ” kata Jamaan al-Harbash, salah seorang anggota parlemen yang menyerukan larangan peringatan hari Valentine.

Sementara itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Muslim Ibrahim tahun 2007 pernah menyatakan haram bagi umat Islam untuk merayakan Valentine’s Day atau dikenal sebagai hari kasih sayang tersebut.

“Perayaan tersebut berasal dari agama lain dan tidak ada dasar hukumnya dalam syariat Islam. Jadi, mengikuti perayaan hari kasih sayang itu hukumnya haram bagi umat Islam,” katanya dikutip Antara News.







 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | MIFTAHBUDI14